Search film sex eva arnaz jadul PhotosSearch film sex eva arnaz jadul XXX VideosSearch film sex eva arnaz jadul HD VideosSearch film sex eva arnaz jadul Indian VideosSearch film sex eva arnaz jadul MP4 VideosSearch film sex eva arnaz jadul Indian ImagesSearch film sex eva arnaz jadul Leaked VideosSearch film sex eva arnaz jadul Leaked PicsSearch film sex eva arnaz jadul XXX Posts
Ken Arok Ken Dedes adalah sebuah film legenda Indonesia dari abad ke 13 yang sangat populer terutama di pulau Jawa, film yang dibintangi Eva Arnaz dan George Rudy ini disutradarai Djun Saptohadi. Dirilis pada tahun 1983.[1]
Film Ken Arok Ken Dedes 25
Ken Arok Ken Dedes adalah sebuah film legenda Indonesia dari masa waktu seratus tahun ke 13 yang sangat populer terutama di pulau Jawa, film yang dibintangi Eva Arnaz dan George Rudy ini disutradarai Djun Saptohadi. Dirilis pada tahun 1983. [1]
Masuknya kisah itu dalam pengajaran sejarah di sekolah sejak masa Hindia Belanda tentu merupakan salah satu faktor penting. Namun, tak kalah besar pengaruhnya adalah diadaptasinya kisah itu dengan disertai berbagai dramatisasi menjadi aneka lakon fiksi, baik itu yang disajikan secara tertulis, juga dipanggungkan sebagai sandiwara tradisional semacam ketoprak maupun sebagai aneka versi teater ala Barat, dan tentu saja yang dikemas sebagai suguhan audio visual moderen mulai dari sandiwara radio, film layar lebar, dan sinetron.
Jangan lupakan versi naskah drama Ken Arok & Ken Dedes dari 1934 yang merupakan karya tokoh pergerakan nasional sekaligus salah seorang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Yamin. Sebagai film layar lebar ada Ken Arok-Ken Dedes produksi 1983 yang dibintangi George Rudy, Eva Arnaz, serta Advent Bangun.
Cendrakasih began acting in her teens, at first on stage and later in film. JB Kristanto, in his catalogue of Indonesian films, lists her as having a role in S Waldy's Musafir Kelana (The Wanderer, 1953).[4] The Indonesian film historian Misbach Yusa Biran writes that Cendrakasih made her feature film debut in Ali Joego's Oh, Ibuku (O, My Mother, 1955).[1] Cendrakasih subsequently appeared in Gambang Semarang (Gambang from Semarang, 1955) alongside her mother. Her first starring role was Ibu dan Putri (Mother and Daughter, 1955), directed by Ha van Wu and co-starring Lies Noor.
Cendrakasih soared to popularity after taking a role as a dancer in Serampang 12 (1956) along with Nun Zairina.[5] Zairina also soared to popularity too and then played along with her again in the Usmar Ismail's directed film Girls Dormitory (1958).[2] Over the next four years she appeared in a further eleven films,[6] including starring roles in Taman Harapan (Garden of Hope, 1957), Tjambuk Api (Whips of Fire, 1958), and Pak Prawiro (Mr Prawiro, 1958).[1] After completing Habis Gelap Terbitlah Terang (After Darkness There is Light, 1959), directed by Ho Ah Loke [ms], she married a Betawi man and took a hiatus from acting.[3][2]
In 1970, Cendrakasih returned to acting, at first taking several television roles before returning to the silver screen the following year.[2] She acted in sixty films in nine years, including Hostess Anita (Anita the Hostess, 1971), Aku Tak Berdosa (I Haven't Sinned, 1972), Si Doel Anak Modern (Doel the Modern Child, 1976), and Betty Bencong Slebor (Betty the Clumsy Transvestite, 1978).[1] She was also a member of the Association of Islamic Arts and Culture (Himpunan Seni Budaya Islam) and the Betawi Cultural Institute (Lembaga Kebudayaan Betawi).[2]
Syamsuri Kaempuan (lahir 25 April 1936) adalah seorang aktor berkebangsaan Indonesia pada era 70an hingga 90an. Selepas vakum dari dunia film ia turut berperan dalam sinetron laga kolosal Misteri Gunung Merapi dari tahun 1999 hingga 2005, setelah itu namanya langsung tenggelam. 2ff7e9595c
Comments